ختم الله على قُلُوبهم وعَلى سمعهم
“Allah mengunci mati hati mereka dan pendengaran mereka”.
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
(QS. Al-Baqarah: 6)
Ayat ini menjelaskan sebab mengapa mereka tidak beriman: karena Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, serta menutupi penglihatan mereka. Ini bukan sekadar kondisi pasif, melainkan kondisi aktif sebagai akibat dari penolakan dan kedegilan mereka terhadap kebenaran.
Penjelasan Kata "خَتَمَ"
(Khatama – Mengunci/Menyegel)
Kata “خَتَمَ” secara bahasa
berarti menutup sesuatu dengan rapat, seperti segel pada pintu atau bejana.
Tujuannya agar tidak ada yang bisa masuk ke dalamnya dan tidak ada yang keluar
darinya. Dalam konteks ayat ini, Allah menggunakan kata tersebut untuk
menggambarkan keadaan hati mereka: tertutup dari hidayah, dari cahaya iman, dan
dari kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ.
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa makna
“Allah mengunci hati mereka” adalah bentuk hukuman dari Allah atas kekufuran
dan penolakan mereka. Mereka telah dengan sengaja menutup diri dari kebenaran,
berpaling dari petunjuk, dan membangkang dari wahyu yang dibawa oleh Rasulullah
ﷺ. Maka sebagai balasan, Allah mengunci hati
mereka sehingga tidak lagi bisa menerima petunjuk.
Ibnu Katsir menukil pendapat dari beberapa ulama, di antaranya:
1. Sebagian
ulama mengatakan bahwa maksud “خَتَمَ اللَّهُ”
adalah bahwa Allah memberi balasan kepada mereka atas kekafiran mereka.
2. Yang lain
mengatakan bahwa Allah mengetahui dalam ilmu-Nya yang azali bahwa mereka tidak
akan beriman, dan Allah memberitahukan keadaan mereka yang hakiki.
3. Sebagian
ulama salaf juga mengatakan bahwa penyegelan hati adalah bentuk konsekuensi
dari pilihan mereka sendiri: mereka menolak, maka Allah pun menutup jalan
mereka kepada iman.
Hati, Pendengaran, dan Penglihatan: Tiga Pintu Masuk Kebenaran
Mengapa yang disebut adalah hati, pendengaran, dan
penglihatan?
1. Hati (قلب): Inilah pusat keimanan, pusat perasaan,
pemahaman, dan keinginan. Jika hati mati, maka seluruh anggota tubuh juga
kehilangan arah.
2. Pendengaran
(سمع): Merupakan salah satu alat utama untuk
menerima ilmu dan wahyu. Al-Qur’an sering dibacakan, dan mereka mendengarnya,
namun mereka tetap tidak terpengaruh.
3. Penglihatan
(بصر): Digambarkan ditutupi oleh
"ghisyawah" (selaput atau kabut), karena meskipun mereka melihat,
namun mereka tidak benar-benar memahaminya.
Dengan tiga alat utama untuk memahami dan menerima kebenaran ini tertutup, maka tidak ada lagi harapan untuk perubahan pada diri mereka.
Apakah Ini Bentuk Ketidakadilan dari Allah?
Sebagian orang mungkin bertanya: "Apakah adil bila
Allah menutup hati mereka sehingga mereka tidak bisa beriman?"
Jawabannya: Ini bukan bentuk kezhaliman dari Allah, karena
Allah tidak menutup hati mereka secara tiba-tiba tanpa sebab. Mereka telah
lebih dulu memilih jalan kekufuran, menolak tanda-tanda kebenaran, dan berulang
kali berpaling dari peringatan para nabi. Maka sebagai balasan, Allah mengunci
hati mereka sebagai bentuk 'ijza` (penghalangan) dari petunjuk, sesuai dengan
kehendak dan keadilan-Nya.
Dalam banyak ayat, Allah menegaskan bahwa penyegelan hati
itu adalah akibat dari dosa dan penolakan yang terus-menerus:
Post A Comment: