Prasangka Baik Terhadap Allah Di Hadis Qudsi
Hadis Qudsi adalah hadis yang isinya merupakan firman Allah, tetapi disampaikan melalui lisan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.
Salah satu ciri khas Hadis Qudsi adalah bahwa Rasulullah menyebutkan firman Allah dalam penyampaiannya. Hadis Qudsi mengandung pelajaran yang sangat berharga, termasuk mengenai prasangka hamba terhadap Allah.
Dalam sebuah Hadis Qudsi, Allah berfirman: "Ana Inda Dhanni Abdibi" yang artinya "Aku selalu sesuai dengan prasangkaan hambaku terhadap-Ku."
Ini adalah pelajaran penting bagi kita semua. Prasangka baik kepada Allah akan membawa kebaikan, sementara prasangka buruk akan membawa keburukan. Apapun yang kita dapatkan, jika kita berprasangka baik kepada Allah, kita akan menerima kebaikan dari-Nya.
Prasangka Baik dalam Kebaikan dan Musibah
Ketika kita menerima nikmat, seperti makanan atau kesehatan, kita harus bersyukur dan menganggap bahwa Allah sedang melimpahkan nikmat-Nya kepada kita. Ini adalah hal yang umum dilakukan oleh banyak orang.
Namun, yang lebih penting adalah tetap berprasangka baik saat menghadapi musibah, seperti sakit, kehilangan harta, atau ditipu orang. Dalam kondisi seperti ini, jika kita berprasangka baik bahwa Allah sedang menghapus dosa-dosa kita atau meninggikan derajat kita, maka kita akan mendapatkan kebaikan dari musibah tersebut.
Sebaliknya, jika kita berprasangka buruk, maka kita akan menghadapi masalah yang lebih besar. Misalnya, mengeluh dan tidak menerima keadaan hanya akan membuat kita semakin terbebani.
Hadis Qudsi tentang Kepercayaan kepada Allah
Dalam Hadis Qudsi lain, Allah berfirman: "Wahai anak Adam, jangan pernah engkau takut kepada siapa pun yang memiliki kekuasaan selama kekuasaan-Ku ada, dan ketahuilah bahwa kekuasaan-Ku tidak akan pernah punah selamanya.
Wahai anak Adam, jangan pernah engkau takut dengan kesempitan rezeki karena perbendaharaan-Ku penuh dan tidak akan pernah punah selamanya."
Hadis ini mengajarkan kita untuk selalu percaya kepada kekuasaan dan perbendaharaan Allah yang tak terbatas. Allah menciptakan kita untuk beribadah kepada-Nya, dan Dia telah menentukan rezeki kita. Oleh karena itu, kita tidak perlu merasa cemas atau capek dalam mencari rezeki.
Rida terhadap Pemberian Allah
Demi kemuliaan dan keagungan-Nya, Allah berfirman: "Jika engkau rida dengan pemberianku, maka aku akan membuat jiwa dan ragamu tentram dan engkau akan mulia di sisi-Ku. Tetapi jika engkau tidak menerima pemberianku, maka aku akan membuatmu mengejar dunia seperti hewan buas yang sedang mengejar mangsanya di padang pasir, dan tidak akan datang kepadamu kecuali yang sudah Aku tentukan."
Ini menunjukkan bahwa rida terhadap apa yang Allah berikan adalah kunci ketenangan jiwa dan kemuliaan di sisi Allah. Sebaliknya, tidak menerima pemberian Allah hanya akan membuat kita terus-menerus mengejar dunia tanpa henti, namun hasilnya tetap ditentukan oleh Allah.
Kepasrahan dan Kepercayaan kepada Takdir
Allah juga berfirman: "Wahai anak Adam, aku telah menciptakan langit dan bumi dan aku tidak pernah sulit menciptakan keduanya. Maka apakah kau pikir aku akan sulit untuk mengurus rezekimu? Wahai anak Adam, jangan pernah engkau minta rezeki untuk esok hari sebagaimana aku tidak pernah meminta kepadamu amal esok hari."
Firman ini mengingatkan kita untuk tidak khawatir tentang rezeki masa depan, karena Allah yang mengurus rezeki kita. Kepasrahan dan kepercayaan kepada takdir Allah adalah kunci untuk hidup tenang dan bahagia.
0 Comments