Keutamaan dan Makna Puasa Asyura

 

Keutamaan dan Makna Puasa Asyura

Puasa Asyura adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah, puasa ini memiliki keutamaan besar serta sejarah yang penuh pelajaran. Artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang puasa Asyura, mulai dari sejarah, dalil, keutamaannya.

Keutamaan dan Makna Puasa Asyura


Apa Itu Puasa Asyura?

Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari kesepuluh bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Kata "Asyura" berasal dari bahasa Arab "عاشوراء" yang berarti "sepuluh". Hari ini dianggap sebagai salah satu hari yang paling mulia dalam Islam, terutama karena keutamaannya yang berkaitan dengan ampunan dosa.

Sejarah dan Latar Belakang Puasa Asyura

1. Tradisi Puasa Asyura Sebelum Islam

Sebelum datangnya Islam, bangsa Arab sudah mengenal puasa Asyura. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri menjalankan puasa ini sebelum diwajibkannya puasa Ramadan.

2. Pengaruh Yahudi Madinah

Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Ketika ditanya, mereka menjelaskan bahwa hari itu adalah hari di mana Nabi Musa AS diselamatkan dari kejaran Fir’aun, dan karena itu mereka berpuasa sebagai bentuk rasa syukur.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Sejak itu, Nabi SAW menganjurkan umat Islam untuk ikut berpuasa pada hari tersebut.

3. Penyesuaian Umat Islam

Meskipun puasa Asyura dianjurkan, ia tetap berstatus sunnah, bukan wajib. Setelah turunnya kewajiban puasa Ramadan, puasa Asyura tidak lagi diwajibkan, tetapi tetap sangat dianjurkan karena nilai keutamaannya.

Dalil-Dalil Tentang Puasa Asyura

1. Hadis Shahih dari HR. Muslim

“Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim no. 1162)

Hadis ini menjadi dasar kuat mengapa puasa Asyura sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

2. Hadis tentang Menyelisihi Ahli Kitab

Untuk membedakan diri dari kaum Yahudi, Nabi SAW menganjurkan puasa dua hari:

“Jika aku masih hidup sampai tahun depan, aku akan berpuasa juga pada tanggal sembilan.”
(HR. Muslim)

Hadis ini menjadi dasar pelaksanaan puasa Tasu’a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram) secara bersamaan.

Keutamaan Puasa Asyura

Berikut adalah beberapa keutamaan dari puasa Asyura:

1. Menghapus Dosa Setahun yang Lalu

Dari Abu Qatadah RA, Nabi SAW bersabda:

“Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.”
(HR. Muslim)

Catatan penting: Dosa yang dimaksud adalah dosa-dosa kecil. Dosa besar tetap membutuhkan tobat secara khusus.

2. Bentuk Ibadah yang Dicintai Rasulullah

Nabi Muhammad SAW dikenal sangat mencintai ibadah ini dan senantiasa menekankan keutamaannya kepada para sahabat.

3. Bentuk Syukur atas Penyelamatan Nabi Musa AS

Melaksanakan puasa ini merupakan bentuk penghormatan dan rasa syukur atas kisah penyelamatan Nabi Musa dari kezaliman Fir’aun.

Cara dan Waktu Pelaksanaan Puasa Asyura

1. Tanggal Pelaksanaan

  • Puasa Tasu’a (9 Muharram): Untuk menyelisihi kaum Yahudi.

  • Puasa Asyura (10 Muharram): Hari utama.

  • Puasa tambahan (11 Muharram): Sebagian ulama menganjurkan tiga hari sekaligus untuk kehati-hatian.

2. Niat Puasa Asyura

Tidak ada lafaz khusus untuk niat puasa Asyura. Cukup niat dalam hati sebelum fajar, misalnya:

“Aku berniat berpuasa sunnah Asyura karena Allah Ta'ala.”

3. Apakah Perlu Sahur?

Sahur tetap dianjurkan meskipun puasa ini sunnah. Sebagaimana sabda Nabi SAW:

“Bersahurlah kalian karena dalam sahur terdapat berkah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

4. Buka Puasa

Buka puasa dilakukan saat matahari terbenam, sebagaimana puasa pada umumnya.

Amalan-Amalan Pendukung di Hari Asyura

Selain puasa, berikut beberapa amalan yang dapat memperkuat nilai ibadah di hari Asyura:

  • Meningkatkan sedekah: Hari-hari mulia adalah waktu terbaik untuk berbagi.

  • Membaca Al-Qur’an dan memperbanyak dzikir.

  • Mempererat silaturahmi.

  • Berdoa dan memohon ampunan secara khusus.

Mitos dan Kekeliruan Seputar Puasa Asyura

Beberapa amalan di hari Asyura tidak memiliki dasar kuat dalam Islam dan harus dihindari:

1. Mandi Asyura agar tidak sakit setahun

Tidak ada hadis shahih yang mendukung klaim bahwa mandi di hari Asyura menjamin kesehatan selama setahun.

2. Membuat makanan khusus

Sebagian orang menganggap membuat bubur Asyura adalah bagian dari ajaran Islam. Padahal, hal itu lebih kepada tradisi budaya dan tidak ada dalil syariat yang menganjurkan hal tersebut.

3. Meratap dan melukai diri

Kegiatan meratap, menyakiti diri, atau memperingati kematian Sayyidina Husain RA dengan cara-cara yang melanggar syariat bukanlah bagian dari ajaran Nabi Muhammad SAW.

Perbandingan Puasa Asyura dan Puasa Lainnya

Jenis PuasaHukumKeutamaan
Puasa AsyuraSunnah MuakkadahMenghapus dosa setahun lalu
Puasa Senin-KamisSunnahMendapat pahala besar
Puasa ArafahSunnah MuakkadahMenghapus dosa 2 tahun
Puasa RamadanWajibRukun Islam, ampunan besar

Kata Ulama Tentang Puasa Asyura

Imam Nawawi

“Puasa Asyura sangat dianjurkan, dan ini merupakan pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in.”

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

“Puasa Asyura termasuk bentuk syukur atas nikmat Allah kepada para nabi-Nya, maka sudah selayaknya umat Islam meneladaninya.”

Puasa Asyura merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dengan berpuasa pada tanggal 10 Muharram, umat Islam tidak hanya mendapatkan keutamaan penghapusan dosa setahun lalu, tetapi juga mengikuti teladan para nabi sebelumnya.

Meskipun bukan ibadah wajib, puasa ini mengandung nilai spiritual yang sangat besar. Dengan niat yang ikhlas dan pelaksanaan sesuai sunnah, puasa Asyura bisa menjadi jalan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki diri.