Politik Dalam Islam , peperangan politik atau kepemimpinan memiliki dasar yang kuat dalam Al - Qur'an dan Hadits . Peran pemimpin dalam Islam adalah memimpin rakyat dengan adil dan sesuai dengan prinsip prinsip syariah . Konsep ini menegaskan bahwa peperangan politik bukan hanya masalah harata dan wilayah , tetapi lebih merupakan sarana untuk menegakkan dan membimbing umat manusia sesuai dengan hukum Allah SWT .
Konsep jabatan dalam Islam tidak hanya terbatas pada ranah politik, tetapi juga mencakup tanggung jawab sosial. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk membantu dan menguatkan satu sama lain, terlepas dari status sosial atau ekonomi mereka. Zakat, sedekah, dan kepedulian terhadap yang kurang beruntung adalah contohnya.
Di dunia pengetahuan dan pendidikan, Islam mendorong umatnya untuk belajar dan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat. Karena tugas mereka untuk menyampaikan dan mengajarkan ajaran Islam dengan cara yang benar dan akurat, guru dan ulama memiliki posisi yang sangat tinggi dalam masyarakat.
Konsekuensi jabatan dalam islam :
1. akan diminta pertanggung jawaban di hari kiamat.
sebagai mana hadis rosullah :
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ
(رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالتِّرْمِذِيُّ)
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).
kelak dihari kiamat nanti semua orang akan di minta pertanggung jawabanya terhadap apa yang ia pimpin dan yang ia kerjakan.
karena allah tidak pernah lalai dalam mengawasi makhluk ciptaanya. sebagai mana firmanya :
"Dan janganlah kamu mengira bahwa Allah lalai terhadap apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah hanya menangguhkan mereka sampai suatu hari yang mereka diseret ke dalamnya, (hari) yang penglihatannya (mata mereka) terbelalak. Mereka bergegas-begas, tidak dapat mereka berlindung dari (azab)nya dan (mereka) ditimpa kehinaan di hari itu, sedangkan mereka sebelum itu (selalu) diliputi oleh siksaan yang amat pedih." (Q.S. Ibrahim: 42-43)
2. Amanah dan Tanggung Jawab
Dalam Islam, jabatan dianggap sebagai amanah (trust) yang harus dipikul dengan penuh tanggung jawab. Setiap orang yang menduduki jabatan, baik itu dalam politik, agama, atau dalam bidang lain, memiliki kewajiban untuk memperlakukan amanah tersebut dengan adil, jujur, dan bertanggung jawab.
3. Keadilan dan Kepatuhan terhadap Syariah
Orang yang memegang jabatan dalam Islam diharapkan untuk memimpin dengan keadilan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, yang berarti bahwa mereka harus membuat keputusan dan tindakan berdasarkan hukum-hukum Allah SWT sambil mempertahankan nilai-nilai moral dan etika Islam.
4. Pencarian Kebaikan dan Kesejahteraan Bersama
Pemegang jabatan dalam Islam diharapkan untuk menggunakan kekuatan dan kekuatan mereka untuk membantu umat dan masyarakat umum. Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas individu atau kelompok tertentu, tetapi juga harus mempertimbangkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Rasulullah SAW bersabda :
"Seorang pemimpin yang mengawasi urusan umatku, yang tidak mempedulikan kebutuhan orang-orang yang lemah di antara mereka, dan tidak melindungi hak orang-orang yang menderita, sesungguhnya aku akan melawannya di hari kiamat." (HR. Abu Dawud)
Dengan demikian, konsekuensi jabatan dalam pandangan Islam tidak hanya mencakup aspek dunia ini, tetapi juga mempersiapkan orang untuk bertanggung jawab di hadapan Allah SWT di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi mereka yang memegang jabatan untuk selalu mengingat amanah dan tanggung jawab besar ini.
0 Comments